JENIS DAN CARA PEMBIBITAN KEMIRI
Kemiri (Aleurites moluccana
Wild.) atau candle nut adala salah satu tanaman industri dari famili
Euphorbiaceae (Lawrence, 1964) yang tersebar didaerah tropik dan subtropik
(Purseglove, 1981). Kemiri merupakan bahan dasar cat, pernis, tinta, sabun,
pengawet kayu, minyak rambut dan bahan pembatik, sedang isi biji sebagai bumbu masak (Heyne, 1987). Selain itu
menurut Hadad dan Suryana (1995) dapat juga sebagai obat kulit, obat pinggang,
sakit kepala, demam, borok, bisul, disentri, dan sariawan.
Menurut WIT dalam Hadad dan
Suryana (1995) tanaman kemiri telah menyebar ke berbagai negara di dunia.
Pada tahun 1905 kemiri yang berasal dari Cina ditanam di Amerika Serikat dan
tahun 1925 – 1930 menyebar ke berbagai belahan dunia, antara lain ke Rusia,
Argentina, Brazil, Madagaskar, Paraguay, Afrika Selatan dan Australia.
Kemiri masuk ke Indonesia antar tahun 1930-1933 yaitu jenis A. Montana dan A. fordii.
Jenis ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Kemiri yang banyak terdapat di
Indonesia saat ini adalah jenis A. moluccana. Jenis A. moluccana
Wild berasal dari malayssia. Tanaman kemiri banyak ditanam di Indonesia, yaitu
Propinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan,
Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi dan Maluku merupakan daerah-daerah dimana kemiri ditanam (Tabel 1). Daerah
yang paling banyak pertanaman kemirinya adalah Propinsi Nusa Tenggara Timur
(luas area 84.941 hektar dan produksi 1.390 ton) diikuti oleh propinsi Sulawesi
Selatan (luas area 52.722 hektar dan produksi 26.194 ton), Aceh (luas area
23.645 hektar dan mproduksi 16.671 ton), Sumatra Utara (luas area 15.680 hektar
dan produksi 8.1771 ton) dan propinsi lainnya.
Teknologi budidaya tanaman kemiri
yang selama ini dilakukan dalam mendukung pengembanganya masih dirasakan
kurang. Selain itu pengembangan tanaman kemiri pada daerah-daerah yang
sesuai dengan didukung teknologi yang efisien dan mampu meningkatkan
produktivitas tanaman sangatlah diperlukan. Pengembangan tanaman didaerah
yang sesuai berarti menekan pula berbagai biaya yang diperlukan dalam ber-usahatani
tanaman kemiri. Selain itu pengembangan tanaman kemiri di daerah yang sesuai
akan terhindar dari berbagai kemungkinan yang merugi-kan, seperti munculnya
hama dan penyakit.
Bahan tanaman Budidaya Kemiri
Dalam upaya membibitkan kemiri
terlebih dahulu biji diupayakan berkecambah. Perkecambahan meru-pakan awal dari
fase pertumbuhan benih atau biji bahan tanaman. Pada fase ini kondisi
pertumbuhan yang laten dari lembaga didalam benih akan berubah menjadi aktif
dengan diawali oleh adanya imbibisi air, aktivasi enzyme-enzim, translokasi
cadangan makanan dari endosperm diikuti oleh awal pertumbuhan embrio, retaknya
kulit benih dan pemunculan kecambah (Sadjad, 1989 dalam Wahid, 1991).
Imbibisi merupakan proses penyerpan air secara fisik yang tergantung kepada 3 faktor
yaitu (1) komposisi benih, (2) ketersediaan air dan (3) permeabilitas kulit
benih (Wahid, 1991).
Ada beberapa metode perkecambahan
benih kemiri yaitu ketok pukul, kikir asah, rendam dalam larutan kimia, dan
pembakaran. Perendaman dalam larutan KNO3 -0.2 % selama 30 menit dan pembakaran
dibawah mulsa jerami/alang-alang merupakan metode baru.
1.Ketok paku
Metode yang dimaksud adalah dengan mengetok atau memukul benih pada bagian
kepalanya yang runcing (Anon, 1988). Pemukulan ataau pengetokan kepala dapat
dilakukan dengan batu, martil atau benda tumpulm lainnya dengan hati-hati dan
tidak dilakukan terlalu keras (supaya tidak hancur).
2. Kikir-asah
Pengikiran dilakukan dengan menggunakan kikir, batu asahan ataupun permukaan
benda keras yang kasar seperti batu.
3. Rendam dalam larutan kimia
Benih yang akan disemai dimasukan ke dalam ember plastic kemudian disiram
dengan larutan H2SO4 pekat hingg terendam seluruhnya selama 15 menit atau
menggunakan KNO3 0.2 % (2 g KNO3 yang dilarutkan dalam 1 liter air).
4. Pembakaran
Pada metode ini, benih terpilih (masak fisioligis) berasal dari biji berbuah
dua, bukan yang berbiji tunggal. Biji disemai pada bedengn dengan jarak 5 cm
dan sedikit ditekan tetapi tidak terendam, sehingga bagian punggung benih masih
terlihat, kemudian ditutupi dengan mulsa jerami atau alang-alang kering serata
mungkin dengan ketabalan kurang lebih 3-10 cm. Selanjutnya dilakukan pembakaran
mulsa mulai dari salah satu ujung persemaian.
5. Persiapan lahan
Sebelum tanaman ditanam terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah. Tanah yang
telah diolah dibuat lobang tanam dengan ukuran lebar 50 cm, panjang 50cm dan
dalam 50 cm dengan jarak tanam 4 x 4 m hingga 8 x 8 m tergantung kondisi lahan
dan kesuburan lahan.
Penanaman dan
pemeliharaan
Penanaman bibit kemiri dilakukan pada awal musim hujan. Bibit ditanam
pada lubang yang telah disiapkan. Penyiangan diperlukan bila di sekitar
tanaman tumbuh gulma. Adanya gulma dapat mengakibatkan persaingan dalam
mengambil zat hara dalam tanah. Penyiangan dilakukan di sekitar pohon
saja. Untuk tanaman dewasa atau yang sudah berbuah penyiangan gulma atau
alang-alang akan mempermudah dalam pemungutan hasil, karena buah yang jatuh ke
tanah akan nampak. Pemupukan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk
organic atau buatan. Penanaman di lapangan dilakukan dengan melepas atau
membuang polibag secara hati-hati. Usahakan tanah dalam polibag dalam
kondisi utuh tidak pecah berderai, sehingga akan menyebabkan pertumbuhan kemiri
akan terganggu
Mangga usulan sareung komentarna..